Ada Apa denganmu, Mera?

Judul : TABIR
Pengarang : Ika Patte
Editor : Anang YB
Penerbit : Stiletto Indie Book, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2021 (cetakan 1)
Jumlah Halaman : 150 halaman
Ukuran : 13 cm x 19 cm
ISBN : 978-623-6212-46-2
Harga : Rp 85.000

Tabir Ika Patte
Peresensi: Christin Liem

Mera, tokoh utama dalam novel Tabir diceritakan dengan sangat detail oleh penulisnya bahkan hingga nyaris tak berjarak dengan imajinasi saya. Bulu kuduk saya sampai ikut merinding karena suasana mencekam yang membekap habis pikiran saya untuk konsentrasi penuh ketika membaca dua bab awal yang tidak lebih dari 8 halaman.

Novel pertama karya Ika Patte harus saya akui telah memborbardir segala sisi ketenangan jiwa saya. Tidak habis sampai di situ, Ika Patte dengan lincahnya menggunakan lebih dari satu POV. Misalnya, bab 1 menggunakan POV #3, kemudian berganti dengan POV #1 di bab selanjutnya, dan berganti lagi dengan POV #1 dengan tokoh yang berbeda di beberapa bab lainnya. Meskipun demikian, cerita tidak dibiarkan terputus-putus dari bab satu ke bab berikutnya yang bahkan justru semakin banyak tanda tanya memenuhi kepala saat membacanya. Dan di situlah letak keunikan novel Tabir ini.

Jika makanan saya enak, saya pasti melahapnya dengan cepat. Seperti itu pula saat saya membaca Tabir. Rasa penasaran saya baru terhenti ketika saya sampai di bab 14. Ada apa denganmu, Mera?  Saya menemukan jawabannya di kalimat ini: “Mera sejak kecil mendambakan sosok ayah yang selalu hadir mendiamkan tangisnya, menggendongnya ketika habis terjatuh. Ayah yang memeluknya dengan bangga ketika dia menang perlombaan demi perlombaan. Ayah yang menghardik siapa pun yang menyakitinya.”

Novel fiksi Tabir telah selesai saya baca. Di samping itu, saya pun telah menemukan jawaban dari pertanyaan saya. Tapi, saya masih tetap merenung apalagi di bab terakhir yang dibuat menggantung. Saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya Mera itu sakit jiwa atau  depresi atau anak indigo? Jika dicermati, di bab terakhir Mera digambarkan sejak kecil sering berbicara sendiri dan mempunyai teman yang hadir seperti sosok ayah yang didambakannya yang hanya bisa dilihatnya saat Mera memejamkan mata. Sosok yang disebut sebagai “Nyik Dang”. Akan tetapi, di bab sebelumnya Mera baru mulai “sakit” setelah dewasa, yaitu setelah menikah. Rupanya saya belum menemukan jawaban yang mampu menebus ketidakmampuan saya meraba-raba ada apa sebenarnya dengan Mera.

Saya bersyukur ketika dikabarkan bahwa penulis akan segera menerbitkan buku selanjutnya. Semoga saya bisa lebih gamblang mengetahui keadaan Mera yang sebenarnya setelah melakukan gencatan senjata sekian lama.

Secara keseluruhan saya menyukai bacaan ini. Rangkaian cerita dengan latar budaya Jawa yang kental berhasil disuguhkan dengan racikan bumbu yang pas untuk menyenggol keegoisan “insan manusia dewasa” atas hak anak yang seharusnya diperolehnya – kasih sayang utuh orangtuanya – secara naluriah yang akan dibawanya hingga dewasa. Penulis menyebutnya dengan istilah inner child.

Penulis mampu menghadirkan tulisan yang berdaya pikat, penuh misteri, dan juga penuh arti. Keseruan setiap percakapan dalam cerita hadir di setiap bab berbaur dengan keelokan penggambaran setiap suasana, tokoh, baik tokoh utama maupun tokoh-tokoh lainnya termasuk mahkluk halus yang ada di dalamnya, tapi mampu menghiasi pikiran bawah sadar saya. BAM! Sampai saya harus menengok kepala ke kanan dan ke kiri setelah menutup buku ini. Haha…


Christin Liem, penulis novel Faraya dan buku antologi Lampaui Harapan di Akademi Penulis Buku. Menurutnya, menulis menjadikan dirinya lebih berarti. Tetapi, membaca banyak hal merupakan jalan untuk menulis lebih baik.

Apa komentarmu?

Tenang, email-mu tidak dipublikasikan - bagian * wajib diisi

Copyright © 2024 Akademi Penulis Buku

Naskah enggak tuntas itu perkara kemampuan nulis, atau masalah manajemen waktu, atau masalah psikologis? Yuk kita bedah masalahmu itu bersama Anang YB yang sukses menulis 80+ naskah buku!

Panduan lengkap untuk makeover akun Instagram Anda dengan jurus membuat desain, caption, manajemen posting, riset hashtag, carousel, single post, bonus ebook 200 Ide Konten Instagam. Kelas Favorit!

Kelas terbaik untuk Anda yang ingin semakin profesional. Negosiasi adalah hal “berat” terutama Anda yang hanya mengandalkan skill menulis. Yuk upgrade sekarang  + bonus template SURAT KONTRAK.

Bingung untuk menerbitkan naskahmu? Ikut aja kelas paling interaktif dan komplet membahas Self Publishing tanpa pusing!  Kamu dapat menerbitkan dan menjualnya SECEPATNYA di bawah kendali Anda.