Resensi : 13 September 2022
Judul : Senyum Ibunda
Penulis : Agnes Kusuma
Editor : Anang YB
Penata Letak : Maria Mahardika
Perancang Sampul : Valentina M C
Tebal : 240 halaman
Ukuran : 10,7 x 15,7 cm
ISBN : 978-602-4912-45-1
Penerbit : Pohon Cahaya (Anggota IKAPI)
Cetakan I : November 2020
Peresensi: Pratiwi Putri Tjahjono
Seorang ibu mempunyai tugas yang amat mulia, yaitu melahirkan, merawat, mendidik, membesarkan, melepas dan mendampingi anak-anaknya terus sampai kekuatannya tiada lagi.
Menjadi seorang ibu susah-susah gampang, tidak ada sekolahnya. Seorang ibu harus belajar sendiri dari pengalaman membesarkan bersama anaknya yang pertama, lalu menjadi lebih baik dan bijak terhadap anaknya yang kedua, dan seharusnya akan lebih hebat lagi dalam membesarkan dan merawat anaknya yang ketiga dan seterusnya. Secara logika harusnya seperti demikian, namun ternyata tiap anak punya karakter dan pribadi yang unik dan tidak dapat dibandingkan satu sama lain, sehingga seorang ibu harus belajar terus memahami keunikan tumbuh kembang dan passion masing-masing anak.
Di sini, penulis adalah seorang ibu yang membagikan pengalamannya sehari-hari dalam merawat dan membesarkan ke tiga anaknya dengan cara yang berbeda tergantung dari sisi unik masing-masing anak. Pembaca diajak menikmati setiap detail kelucuan, keluguan, kemarahan, pemberontakan, kesalahpahaman dan semua pernak pernik kehidupan yang justru membuat hidup itu penuh makna.
Alangkah baiknya jika setiap pasangan muda yang berencana untuk mengarungi bahtera rumah tangga membaca buku ini sebagai panduan bagaimana memaknai setiap peristiwa yang akan mengukir sejarah kehidupan bersama dalam keluarga, sehingga konflik-konflik rumah tangga yang sering terjadi dapat diminimalkan.
Percakapan keseharian penulis dan sang suami menunjukkan kekompakan dalam membesarkan anak-anak mereka. Sehingga rumah tangga harmonis sebagaimana didambakan oleh setiap keluarga tergambarkan secara detail di sini.
Karakter ketiga anak yaitu Herman, Olga, dan Ius yang berbeda memerlukan pemahaman dan penanganan yang berbeda. Saya memuji bahwa penulis adalah seorang ibu yang luar biasa bijaksana bagi anak-anaknya. Memberi kebebasan sekaligus menuntut tanggung jawab pribadi sehingga pembentukan karakter dan kedewasaan rohani tumbuh secara bertahap dan penuh. Dan pada akhirnya orang tua yang menuai senyuman bahagia, puas menyaksikan anak-anak mereka tumbuh kuat, tegas dan berkepribadian luar biasa, siap menyongsong masa depan yang cerah penuh harapan.
Membaca buku ini seolah saya ikut masuk ke dalam kehidupan keluarga ini, menangis, tertawa, tertegun, terharu, bangga dan tersenyum bersama sang penulis. Jadi ingin tahu bagaimana kelanjutan rajutan kisah kehidupan para anggota keluarga ini selanjutnya. Siapa saja bisa membaca dan menikmati buku ini, bahasanya ringan sehari-hari, kental dengan logat semarangnya.
Masa tumbuh kembang remaja biasanya penuh konflik dan tantangan. Masa dimana seorang pribadi mencari jati dirinya biasanya menimbulkan pertentangan dan konflik dalam keluarga. Seandainya masa-masa sulit beserta jalan keluarnya diceritakan lebih detail pasti bisa menjadi pembelajaran bagaimana menjadi orang tua khususnya ibu yang bijaksana.
Secara keseluruhan, buku ini mampu membuka wawasan serta pandangan baru bahwa tugas orang tua mendampingi anak-anaknya bukan hanya sampai mereka menikah dan mempunyai keluarga masing-masing namun terus menerus sampai orang tua tidak mampu lagi. Orang tua selalu ada dihati anak-anaknya sampai kapan pun.
Penulis adalah Agnes Kusuma yang telah menerbitkan 4 karya tulis, yaitu 2 biografi dan 2 novel. 2 buku non fiksi yakni Senyum Ibunda (2020), Aku, dia dan Dia (2020), dan 2 novel yakni Cinta Sejati (Mei 2022), Ivory ( Juni 2022).
Pratiwi Putri Tjahjono, sejak kecil suka menulis buku harian, mencatat, membuat ringkasan buku, namun baru serius belajar menulis setelah di masa pandemic menemukan Akademi Penulis Buku yang sangat membantu mengejar impiannya untuk menulis buku. Pada bulan Mei dengan memberanikan diri terbitlah sebuah karya pertama Non Fiksi yang berjudul “Tulus Tapi Cerdik”. Pemilik akun IG @pratiwitj ini masih harus banyak belajar dari para seniornya untuk mengejar mimpi-mimpinya.