Judul buku : You’re The Inspiration
Penulis : Reny Rivai
Editor : Kartika Susilowati
Penerbit : LovRinz Publishing
Jumlah hal : 191 hal
Peresensi: Alb. Goentoer Tjahjadi
Cinta itu aneh. Ia mampu mengubah hati yang layu kembali segar. Ia juga bisa membuat hati yang berkobar menjadi redup bahkan mati. Cinta membuat dunia makin indah. Pun, ia dapat memorak-porandakan dunia sehingga menjadi tempat yang tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Orang-orang perlu memahami, mempertahankan, dan merawat cinta dengan baik agar ia makin mekar dan memberi kebahagiaan bagi mereka yang melakoninya.
Persoalan tentang cinta itu menjadi tema utama novel You’re The Inspiration karya Reny Rivai. Cinta anak SMA menyebabkan Anton, Fifi, dan Rini saling terhubung. Anton, laki-laki idaman banyak wanita. Wajahnya yang ganteng dan perilakunya yang baik membuat banyak orang menyukainya. Sementara Fifi, gadis cantik anggota tim pemandu sorak juga sangat menarik. Mereka adalah pasangan yang serasi. Namun, sikap Fifi yang sangat pencemburu membuat Anton kecewa. Hubungan kasih di antara mereka pun akhirnya kandas.
Ketika Fifi terus mengejar Anton agar bersedia kembali menjadi pacarnya, Rini hadir. Kebetulan ia sekelas dengan Anton. Anak konglomerat yang berotak encer dan jago main piano ini seakan hidup dengan dunianya sendiri. Sikapnya dingin seperti salju, jarang sekali tersenyum, berbicara, dan enggan bergaul dengan teman-temannya.
Anton penasaran. Ia berusaha mencari tahu mengapa Rini seperti itu. Awalnya karena kasihan, tetapi lama kelamaan ia tertarik mendekati Rini. Ia merasa butuh melihat Rini, memandang senyumnya, mendengar suaranya, memperhatikan matanya, merasakan kehadirannya dan berada di dekatnya. Pertemuan demi pertemuan membuatnya makin memahami sikap Rini. Puncaknya saat ia menyatakan cintanya kepada Rini. Cinta itu tidak bertepuk sebelah tangan karena Rini juga menyukainya.
Namun, di awal-awal, sikap Anton terasa menyebalkan. Hanya karena gengsi dan ingin menyembunyikan hubungannya dengan Rini, ia rela membiarkan pacarnya itu dibully oleh teman-teman sekelasnya.
Penulis menuturkan semua kisah kasih itu secara indah. Bab demi bab mengalir lancar dan seolah mengajak pembacanya yang sudah berumur untuk mengenang kembali kisah asmaranya saat duduk di bangku SMA dulu. Bagi pembaca yang masih usia SMA atau di bawahnya, cerita di novel ini bisa menjadi inspirasi sekaligus cermin bagaimana harus bersikap dewasa. Bukan saja terhadap cinta, tetapi kehidupan itu sendiri. Bagaimana memahami sesuatu yang berbeda atau kesetiaan untuk mengikuti kata hati dan tidak ragu-ragu untuk mempertahankan prinsip meskipun tidak sama dengan orang-orang di sekitar.
Satu lagi yang membuat novel ini makin menarik, penulis secara cerdas juga menyisipkan isu-isu lain seperti persahabatan, perselingkuhan, juga tentang autisme. Berbagai hal itu berpadu indah dengan alur utama sehingga novel ini makin enak dibaca.
Namun, kalimat-kalimat yang dicetak miring dengan penanda tempat dan waktu di akhir beberapa bab terasa agak menganggu. Alangkah lebih baik jika kalimat-kalimat itu bisa disatukan dalam bab tersendiri dan menjadi prolog yang utuh untuk mengawali keseluruhan cerita.
Sebagai buku pertama dari sebuah trilogi, ending novel ini terasa antiklimaks. Penulis tentu menyadari risiko memilih hal itu. Di satu sisi, akhir seperti ini bisa menjadi pintu yang membuat pembaca makin penasaran untuk membaca buku selanjutnya, tetapi di sisi lain bisa jadi mereka merasa (sedikit) kecewa karena tidak sesuai harapan. Apa pun itu, selamat membaca dan menikmati kisah dalam novel ini hingga halaman terakhir.
Peresensi: Karyawan swasta bernama lengkap Albertus Goentoer Tjahjadi yang akrab disapa Guntur ini sejak SMP suka menulis. Visinya dalam menulis: “Menulis untuk Indonesia yang Lebih Baik”. Saat ini aktif menulis renungan dan cerita di Instagram. Buku-bukunya yang sudah terbit: Melayani dengan Sukacita; Cerita Pica; Sehelai Daun Luruh; dan Cinta, Hidup, Manusia. Kontak bisa melalui IG @albertusgoentoertjahjadi.