Peresensi: Maria Silabakti
how much I love you 13 Serpihan Kisah Seorang Anak Manusia Biasa (ds. lana) terbit 2020 & how much You love me (ds. tel) terbit 2021
132 halaman, bookpaper, 14,5 cm x 20,5 cm, penyekat buku; 124 halaman, bookpaper, 15 cm x 21 cm, penyekat buku
Tepat 1 Januari 2022, saya mendapat paket. Saat paket dibuka, benar-benar sebuah kejutan tahun baru karena saya mendapat dua buku yang tampak menarik. Tak sabar saya ingin segera menikmati kedua buku itu. Kedua buku ditulis dengan bahasa sederhana, saling berkisah, dan saling melengkapi. Buku pertama ditulis oleh seorang ayah yang mengisahkan putri tunggalnya. Buku kedua ditulis oleh sang putri tunggal yang mengisahkan rasa syukur yang meruah, salah satunya adalah rasa syukur kepada ayahnya.
Hidup tak pernah lepas dari keinginan untuk meraih mimpi. Salah satu mimpi sang ayah adalah membuat buku untuk putrinya saat ulang tahun sebagai hadiah kejutan yang indah. ds. lana menyebut dirinya penulis pemula, tetapi sepertinya beliau seorang yang sangat rendah hati karena kisah di buku ini tertuang dalam rangkaian pilihan kata yang sangat dipikirkan dan direnungkan, layaknya seorang penulis kawakan.
Ayah yang sangat tenang, sabar, mencintai alam sekaligus makhluk-makhluknya, dan mencintai putri tunggalnya ini sungguh seorang pengamat yang andal. Sepengetahuan saya selama ini, sangat jarang seorang ayah dapat mengisahkan putra dan putrinya dengan sangat baik. Biasanya seorang ibu lebih ahli untuk berkisah atas putra dan putrinya. Namun, di buku ini sang ayah dapat membeberkan kisah putrinya dengan amat rinci, teliti, dan detail sampai-sampai saya yang belum mengenal sang putri, dapat merasa akrab.
Salah satu kisah yang menarik adalah kecintaan ayah dan putrinya ini kepada aneka tanaman dan aneka binatang tidak biasa yang dipelihara dan dirawat di rumah, antara lain ayam kate, bebek, ayam kampung, angsa, anjing, kura-kura, ikan nila, ikan koki, kodok, kadal, tokek, dan kadal. Dengan jenaka dan cerdik, ayah mengenalkan aneka makhluk itu kepada putri ciliknya.
Sang putri ini sangat pintar dan selalu berpikir positif. Tidak heran jika ia dapat hidup di empat negara (Indonesia, Singapura, Jepang, Belanda) dengan sangat baik guna menempuh studi. Awal hidup berpisah dengan orang tuanya atau merantau terjadi saat ia berusia 16 tahun untuk belajar tingkat SMA di Singapura, belajar tingkat S1 di Jepang, hingga belajar tingkat S2 dan untuk meraih gelar doktor di Belanda.
Putri tunggal yang sangat cerdas ini seorang pelajar yang rajin dan gigih, pekerja keras, serta gemar pada hal-hal sederhana. Ia mempunyai ‘celengan ayam’ yang berisi lima ratus serpihan memori. Serpihan memori itu berupa rasa syukur atas hal-hal sederhana di sekitarnya, antara lain traktiran cappuccino seorang teman; mendapat pujian karena membantu ibu untuk mencuci piring, mendapat pujian karena tulisan yang rapi; dapat pulang ke kampung halaman saat pandemi; dapat bekerja di rumah saat pandemi; dapat belajar sekaligus bekerja. Ia selalu mengingat pesan ayahnya, nikmati saja prosesnya karena momen itu tidak dapat diulang. Semua akan indah pada waktunya.
Kedua buku memiliki sampul sederhana dengan ilustrasi menarik. Demikian juga halaman isinya dilengkapi ilustrasi cantik berwarna di awal tiap bab sehingga memudahkan kita dalam berimajinasi dan makin akrab dengan keluarga mungil ini.
Saya sengaja meresensi kedua buku ini menjadi satu kesatuan karena saya merasakan ikatan cinta yang kuat antara ayah dan putrinya. Saya salut dan bersyukur dengan keluarga bintang ini karena ibu, ayah, dan putri tunggal saling memerhatikan, saling mengasihi, saling mencintai, saling mendukung, dan saling menyemangati. Meskipun berjauhan, tak putus mereka saling berkomunikasi.
Maria Silabakti, sangat suka membaca sejak kecil. Aneka bacaan dilahap, bahkan yang belum tepat untuk usianya. Namun, anehnya sejak bekerja sebagai editor di Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) malah jarang membaca secara khusus. Akademi Penulis Buku (APB) mengajak dia untuk rajin membaca buku lagi, salah satu cara adalah dengan menjadi peresensi.