Faraya, Mengapa Cinta Harus Ada Pengorbanan?

Judul buku: Faraya
Penulis: Christin Liem
Penerbit: Pohon Cahaya
Cetakan I: Oktober 2021

Perensensi: Irene Nenny L
Faraya Novel

Sekarang ini, kisah perselingkuhan bisa dikatakan mendominasi cerita-cerita yang diangkat dalam cerpen, novel, termasuk tontonan serupa sinetron, film, ataupun teater. Kisahnya bisa biasa-biasa saja, tidak banyak orang tahu, namun bisa viral dan menjadi buah bibir. Sebut saja film layangan putus. Siapa masyarakat Indonesia, khususnya kalangan penikmat film yang tidak terusik dan andil angkat bicara terhadap tayangan ini? Kabarnya film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, bersumber dari kisah nyata yang kemudian meraup simpati dari banyak pihak. Kekuatan film ini semakin terdongkrak dengan pemeran utama pria dan wanita yang memiliki bakat peran yang mempesona. Belum lagi iklannya yang memancing penasaran dan greget pemirsa. “It’s my dream, Mas!” Dengan luapan emosi pemeran utama wanita mengeksprsikan amarahnya. Cuplikan adegan itu turut membuat sebagian orang mulai bermimpi untuk datang ke sebuah tempat wisata yang dikenal dengan balon udaranya, Cappadocia.

Kekuatan sebuah novel meskipun mengambil tema yang sudah lazim bisa berujung pada ketenaran, namun bisa juga sebaliknya. Novel yang sudah ditulis dengan susah payah bisa menjadi naskah usang yang tak tersentuh sama sekali. Novel menjadi tidak menarik untuk dibaca jika penulis kurang lihai meramu jalannya cerita agar tidak biasa-biasa saja dan memantik rasa penasaran pembaca. Selain itu misi yang ingin disampaikan oleh penulis juga menentukan keberhasilan sebuah novel.

Membuka lembaran awal novel Faraya pada bab prolog, sudah langsung disodorkan inti cerita novel ini. Ya, novel karya Mbak Christin Liem berkisah tentang perselingkuhan. Tokoh utama wanita yaitu Fa, panggilan untuk Faraya, mengendus perselingkuhan yang dilakukan suaminya yaitu Aryo. Ia lalu menuntut untuk diceraikan. Sepintas Aryo berusaha menjelaskan sekenanya dalam dialog yang singkat.

Sejujurnya saya ingin segera menutup novel ini, semata-mata karena jenuh dengan tema perselingkuhan. Namun sesuatu menahan saya. Kemudian saya tergugah untuk menelusuri, bagian mana yang mengganjal novel ini sehingga urung tertutup? Setelah beberapa saat, akhirnya saya menemukan. Cara penulis mengungkapkan emosi Fa yang ragu berbicara, ragu memilih kata yang tepat, serta gerak-gerik yang serba salah, disajikan sungguh apik dan dramatis. Sejurus kemudian rasa ingin tahu saya pun terusik. Sebenarnya perselingkuhan macam apa yang dilakukan Aryo yang sepintas adalah suami yang baik? Siapa yang salah dan siapa yang benar? Disini penulis berhasil menggaet pembaca untuk berselancar lebih dalam.

Novel setebal 207 halaman ini memliki konsep alur maju dan mundur. Ditata sedemikian rupa  untuk memperkenalkan pembaca kepada tokoh-tokoh sekaligus perstiwa yang menyertainya yang terjadi pada saat itu atau pada masa lampau. Beberapa peristiwa itu menjadi konflik-konfilk penyerta yang semakin menguatkan karakter tokoh, terutama dalam mengambil keputusan. Misalkan saja tentang janin Papa Fa yang tidak dikehendaki kehadirannya dan upaya pengguguran kandungan yang gagal, konflik antara Mama dan Papa Fa yang menyebabkan perpisahan, serta Papa Fa yang menikah lagi.

Petualangan cinta yang terkoneksi dengan pekerjaan kantoran, memudahkan pembaca mengikuti adegan demi adegan. Pertemuan Fa dengan Aryo, perselingkuhan Aryo dengan Dominic, keputusan resign yang diambil Fa dan masih banyak adegan lain seputar dunia kerja. Selain itu penggunaan diksi yang lugas dan mudah dicerna membuat pembaca terlena, tanpa sadar mulai asyik menyimak lembar demi lembar dan tak ingin meletakkan buku sebelum segalanya usai.

Selain cerita fiksi, diselipkan juga informasi berupa fakta yang dapat menambah pengetahuan bagi pembaca yaitu mengenai DI atau Disabilitas Intelektual pada anak. Informasi ini tentu menjadi nilai tambah bagi novel Faraya. Meskipun ada bagian yang sedikit terkesan teks book namun tampaknya penulis telah berupaya untuk menyelaraskan dengan jalannya cerita. Selain hal tersebut, tertangkap sedikit alur yang melompat. Pertemuan Mama dan Papa Fa yang terpisah sejak lama agaknya luput untuk didramatisir agar lebih mengocok emosi pembaca.

Konflik yang meruncing dan solusi yang mengerucut merupakan suatu hal yang tak terduga. Sesuatu yang sungguh mulia. Tokoh Fa seperti seorang peri kecil berhati seluas samudera.  Terbersit tanya, bagaimana mungkin seorang wanita akan sanggup menggenggam langkah sedemikian berat? Tanpa perlu berlama-lama, tanpa paparan yang gamblang, tanpa didikte, penulis menyiratkan jawabannya pada bagian akhir. Masa lalu Fa ternyata menyimpan konflik yang cukup mencengangkan.


Irene Nenny L, karyawati bank yang tertarik dengan dunia literasi. Naskahya berupa cerpen, pentigraf, puisi, dan pantun telah diterbitkan dalam buku antologi bersama berbagai komunitas penulis. Selain karya fiksi, penulis juga mendalami karya nonfiksi seperti sosok dan biografi. Penulis dapat dihubungi lewat email irenenennyl@yahoo.com

 

 

 

 

Apa komentarmu?

Tenang, email-mu tidak dipublikasikan - bagian * wajib diisi

Copyright © 2024 Akademi Penulis Buku

Naskah enggak tuntas itu perkara kemampuan nulis, atau masalah manajemen waktu, atau masalah psikologis? Yuk kita bedah masalahmu itu bersama Anang YB yang sukses menulis 80+ naskah buku!

Panduan lengkap untuk makeover akun Instagram Anda dengan jurus membuat desain, caption, manajemen posting, riset hashtag, carousel, single post, bonus ebook 200 Ide Konten Instagam. Kelas Favorit!

Kelas terbaik untuk Anda yang ingin semakin profesional. Negosiasi adalah hal “berat” terutama Anda yang hanya mengandalkan skill menulis. Yuk upgrade sekarang  + bonus template SURAT KONTRAK.

Bingung untuk menerbitkan naskahmu? Ikut aja kelas paling interaktif dan komplet membahas Self Publishing tanpa pusing!  Kamu dapat menerbitkan dan menjualnya SECEPATNYA di bawah kendali Anda.