Judul Buku : Catatan Pengabdian Seorang Istri
Sub-judul : Kisah Guru Inspiratif
Hj. Ninik Pujayanti, S.Pd.,M.Pd.
Pengabdian yang Tulus untuk Pendidikan dan Suami
Penulis : Drs. Pardiman, M.Si.
Editor : Putri Rinda Nurjanah
Penerbit : Edwrite Publishing, Bandung Timur
Tahun Terbit : Maret 2022
Cetakan : Pertama
Dimensi Buku : 14×20 cm
Sampul/Ketebalan : Berwarna/247 Halaman
ISBN : 978-623-5727-30-1
Peresensi : Pratiwi Putri Tjahjono
Penulis, Drs. Pardiman, M.Si., adalah suami ibu Ninik Pujayanti, S.Pd, M.Pd. Tidak heran jika banyak cerita biografi Ninik berhubungan erat dengan kisah tugas yang diemban oleh suaminya sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) dimana harus siap sedia berpindah ditempatkan dimanapun oleh Pemerintah Negara RI, khususnya Kementerian Keuangan RI. Disinilah kesetiaan seorang isteri dan ibu dari ke-4 anaknya ini diuji.
Ninik dilahirkan di desa Bongsopotro pada tahun 1962 meski sebagai anak tunggal, Ninik dibesarkan dengan penuh kasih sayang namun disiplin yang pada tempatnya. Teladan orang tua telah membentuk karakter Ninik menjadi sosok yang sopan, rajin, ulet, pantang menyerah, bersemangat dan mudah bergaul.
Ayahnya, Sukoto, guru SDN, pada saat mengajar, suka mengajak Ninik kecil ke sekolah dan Ninik sangat menikmati suasana belajar mengajar di sekolah sehingga ia pun terpanggil untuk membaktikan hidup dan karyanya di dunia pendidikan seperti ayahnya.
Ninik sempat mau dijodohkan dengan seseorang yang tidak dicintainya. Ini merupakan tantangan berat bagi Ninik karena harus menghadapi pertentangan dengan orang tuanya yang setuju jika anaknya segera menikah. Namun karena kegigihannya, Ninik akhirnya berhasil meyakinkan orang tuanya terhadap pilihan hidupnya disamping itu ia masih ingin fokus pada studi dan karirnya.
Setelah menikah dengan Pardiman, Ninik dengan setia mengikuti suaminya kemana pun ditempatkan. Ninik pun diangkat sebagai guru SMPN di kota dimana suaminya bertugas. Setelah kelahiran anak pertama, beberapa bulan kemudian Ninik tetap melanjutkan pekerjaan mengajar dan bersekolah lagi. Rupanya kesenangan pasutri Pardiman dan Ninik ini adalah belajar dan belajar. Dan mereka juga berharap agar keempat anak-anaknya kelak meneladan pengabdian mereka dalam dunia pendidikan.
Pengalaman yang menegangkan terjadi saat Pardiman bertugas di Kalimantan. Ninik mengalami sakit yang sangat hebat dan kritis, setelah berobat kemana-mana tidak sembuh, akhirnya mereka mendapat pertolongan dari paranormal yang mengatakan bahwa sakit tersebut adalah guna-guna. Menarik juga alasannya karena seseorang jatuh hati pada Ninik, tujuan awal mau melukai Pardiman namun justru mengenai Ninik. Hal ini membuat mereka menjadi lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya pada seseorang.
Kisah selanjutnya adalah berbagai macam prestasi yang patut dibanggakan dan teladan kegigihan bagi sesama para pengajar dimanapun berada. Buku ini dapat menjadi kenangan indah buat Ninik, suami, anak cucu, menantu serta sahabat handai taulan Ninik.
Akhirnya benarlah kata bijak “di balik kesuksesan suami ada isteri yang bijaksana”. Peranan Ninik sebagai isteri yang bijaksana telah menuntun keluarga ini menjadi sebuah keluarga yang sukses artinya bisa menghadapi segala rintangan dimanapun berada dan dalam kondisi apapun.
Bisa dimaklumi karena buku ini merupakan karya pertama dan penulisannya dilakukan dalam tempo 30 hari saja dalam rangka mengikuti lomba Menulis Buku 30 Hari sehingga ditemukan beberapa kekurangan. Terdapat beberapa paragraf yang maksudnya sama namun diulang sehingga terjadi pemborosan kata. Juga perlu diperhatikan kata ganti orang di awal paragraf sebaiknya diganti dengan nama orang yang dimaksud supaya tidak membuat pembaca bertanya-tanya.
Karena buku ini adalah biografi mengenai seorang isteri, sebaiknya kisah sang suami porsinya ditulis lebih singkat dan padat sehingga fokus pembaca tetap pada sang isteri. Saran yang lain Mungkin lebih menarik jika judul bab ditulis lebih ringkas dan menunjukkan keseluruhan isi bab, misalnya menggunakan kata kunci yang menarik. Terkadang penulis menggunakan POV (Point of View) berganti-ganti sehingga membuat pembaca harus mengulang membaca kembali. Konsistensi penggunaan kata ganti orang seperti suaminya, sang suami, Pardiman perlu dipertegas yang mana yang mau digunakan, disarankan untuk memilih salah satu saja.
Akhirnya untuk menambah ceritanya lebih menarik dan menegangkan mungkin bisa lebih mengangkat persoalan, tantangan, relasi dalam keluarga, kolega dan masyarakat sekitar serta solusinya.
Kesuksesan selalu diawali dengan langkah pertama, selamat berkarya terus!
Pratiwi Putri Tjahjono, ibu rumah tangga dari satu orang putri, lahir di Malang pada tahun 1966. Profesi sebagai Penterjemah Tersumpah (IHK Sworn Translator). Belajar di Akademi Penulis Buku sejak September 2021. Karya tulis pertama berjudul “Tulus Tapi Cerdik”, sebuah non-fiksi berisi refleksi kehidupan sehari-hari, terbit Mei 2022. Karya tulis kedua sebuah antologi Sosok berjudul ‘Lampaui Harapan, Asa Yang Tak Pernah Putus, sosok ibu Bobin”, terbit Agustus 2022. Saat ini sedang menantikan terbit karya tulis ketiga, antologi cerpen bersama APB.