Kisah Perjuangan Seorang Ibu dengan Gangguan Jiwa

Judul buku: Desita, Kisah Perjuangan Seorang Ibu dengan Gangguan Jiwa
Penulis: Christina Yoga
Penerbit: Orbit Indonesia
Kota Terbit: Yogyakarta
Tahun terbit: 2021
Tebal halaman: xviii + 206 halaman
Jumlah bab: 14
Genre buku: Fiksi – kesehatan mental
Penyunting: Wahyu N. Cahyo
Penyelaras Aksara: Purindaswari
Nomor ISBN: 978-623-6076-13-2

Peresensi Reny Rivai

Novel Desita merupakan novel seri pertama dari Christina Yoga, seorang psikolog yang sebelumnya sudah menjadi kontributor di sejumlah buku antologi.  Ide dan draft cerita novel ini sudah ia simpan selama 17 tahun sebelumnya akhirnya memiliki kesempatan untuk menuliskannya pada masa pandemi COVID-19.

Buku diawali dengan cerita pada suatu pagi di rumah sakit jiwa.  Pembaca diperkenalkan dengan tokoh Desita, salah seorang pasien yang selalu merasa dirinya dibicarakan orang dengan tujuan yang jahat.  Ia merasa terancam dan kehadirannya tidak kehendaki. Hal ini membuatnya menjadi mudah marah dan ia harus bertindak untuk membela dirinya karena tidak akan pernah ada orang lain yang akan membela atau membantunya.   Desita juga digambarkan sering bersedih dan seolah-olah sedang menggendong seorang bayi karena merindukan anak lelakinya yang menghilang darinya.

Cerita kemudain flashback pada perjalanan hidup Desita sebelumnya, mulai dari masa kecil, remaja, dan dewasa hingga akhirnya memiliki anak.  Satu persatu trauma-trauma yang dialami Desita terbuka, mulai dari pelecehan saat kecil, kedua orang tuanya bercerai, mendapatkan kenyataan kalau ia bukan anak kandung, dikhianati oleh kekasihnya, hingga kisah sedihnya ditinggalkan untuk selama-lamanya oleh ibunda yang sangat ia cintai.

Semua tekanan itu membuat Desita membenci dirinya sendiri serta merasa dirinya tidak berharga dan tak diinginkan. Hingga terjadi gempa besar di Yogyakarta, kota tempat Desita kuliah, pada tanggal 27 Mei 2006 yang memperberat kondisi mentalnya dan membuatnya jatuh pada kondisi depresi.

Pada saat Desita terpuruk, sang ayah justru tidak terlalu menghiraukannya.  Ia dirawat di Klaten oleh suami istri Agung dan Indah yang merupakan keponakan ayah Desita.  Mereka mendapatkan sejumlah uang yang cukup besar dari ayahnya Desita untuk membangun rumah mewah yang kemudian mereka manfaatkan untuk membiayai perawatan Desita.  Namun, karena kondisi Desita semakin memburuk akhirnya ia dirawat di rumah sakit jiwa dengan diagnosis Schizoafektif tipe Depresi.  Selanjutnya, perjalanan panjang Desita sebagai penyandang gangguan jiwa pun bergulir.  Berkali-kali kondisinya membaik, kemudian dipulangkan ke rumah tetapi kemudian memburuk lagi sehingga terpaksa harus kembali lagi ke rumah sakit.  Ia juga harus menjalani masa kehamilannya sebagai pasien RS Jiwa.

Bagaimanakah kisah Desita selanjutnya?  Akankah ia sembuh?  Siapakah pria yang memadu kasih dengannya hingga membuahkan seorang anak?  Bagaimana dengan ayah Desita, apakah ia akan terketuk hatinya untuk merawat putri tunggalnya itu?  Tentu saja semua jawabannya ada dalam novel Desita karya Christina Yoga.

Membaca buku Desita seperti membuka jendela tentang kehidupan orang-orang gangguan jiwa dan sekitarnya, yang selama ini sering dianggap sebelah mata dan terlupakan.  Kita bisa melihat sudut pandang Desita, semua rasa takut & kecemasannya yang membuatnya menjadi bisa tiba-tiba marah dan bahkan menyakiti orang di sekitarnya.  Buku ini juga menggambarkan kalau orang dengan gangguan jiwa juga memiliki hasrat terhadap lawan jenis, bisa jatuh cinta dan merasakan cinta, serta bisa mencintai darah dagingnya dengan sepenuh hati.

Penulis pun menceritakan beberapa sudut pandang orang-orang sekitar.  Bagaimana perasaan serta suka duka para perawat di rumah sakit jiwa serta tantangan yang harus dihadapi oleh keluarga yang merawat pasien.  Kelincahan penulis dalam mendeskripsikan seluruh situasi menunjukkan kalau riset yang telah dilakukan tidaklah main-main.  Semuanya pun disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna. Meskipun di beberapa bagian ada istilah-istilah kedokteran, tapi masih bisa dipahami oleh orang-orang awam  Hal ini membuat buku Desita menjadi sangat menarik, karena memberikan tema yang unik, serta edukasi yang tidak menjelimet.

Namun, ada beberapa catatan kekurangan dari novel Desita, antara lain dialog yang minim dan membuat beberapa hal yang sebenarnya sangat menarik tetapi menjadi kurang hidup.  Selain itu, beberapa konflik kurang digali mendalam, sehingga ada beberapa bagian yang sebenarnya potensial untuk membuat cerita menjadi lebih dramatis menjadi kurang terangkat.  Misalnya, part ketika Desita mengalami pelecehan, saat ibunya meninggal, atau saat gempa bumi Yogyakarta.  Selain itu juga part ketika ia hamil merupakan bagian yang sangat mengesankan dan bila digali akan membuat cerita lebih “mengubrak-abrik” perasaan pembaca.  Sudut pandang Agung dan Indah pun cukup menarik untuk digali. Pertentangan batin mereka antara ingin menolong dengan all out tetapi kondisi mereka yang terbatas adalah hal yang sangat menarik dan manusiawi. Banyak pembaca dapat berempati dengan posisi mereka yang memang tidak mudah. Satu lagi, cerita tentang ayahnya Desita, mengapa ia menelantarkan anaknya, sepertinya menjadi misteri hingga akhir cerita.

Secara keseluruhan, novel Desita menyuguhkan cerita yang impresif.  Penulis sangat cerdik dengan mengambil tema yang tidak biasa dan menyampaikan secara komprehensif dari beberapa angle dengan bahasa yang familier.  Bagi para pecinta buku, terutama yang menyukai cerita-cerita seputar psikologi serta mental health, saya sangat merekomendasikan untuk membaca buku ini.


Reny Rivai, ibu dari tiga orang anak yang sudah menginjak dewasa serta wanita karier yang bekerja di salah satu instansi pemerintah. Reny telah menghasilkan karya dua buah novel yang berjudul You’re the Inspiration dan Meet Again. Selain itu, Reny juga menjadi kontributor pada sepuluh buku antologi yang terbit pada kurun waktu 2021-2022, yaitu: Bunda Bercerita, Kumpulan Cerita Anak, Nyebar Uyah, Rona Ilusi, Kumpulan Flash Fiction: Akang, Remaja itu Adalah Aku, Beginilah Cara Kami Mendidik Anak, Perempuan yang Berjalan Bersama Makna, Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, dan Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pasca Pandemi COVID-19, serta Lampaui Harapan. Reny dapat dihubungi melalui akun media sosial instagram @renyrivai atau blog www.renyrivai.wordpress.com.

Apa komentarmu?

Tenang, email-mu tidak dipublikasikan - bagian * wajib diisi