Judul Buku : Dari Bongsopotro ke Lapangan Banteng – Pengabdian Mewujudkan Impian Hingga Pelosok Negeri
Penulis : Drs. PARDIMAN, M.Si.
Editor : Donna Widjajanto
Penerbit : Edward Publishing
Tebal : 361 Halaman
Tahun terbit : 2022
Peresensi : Pratiwi Putri Tjahjono
Sebuah autobiografi dibuat dengan maksud menunjukkan riwayat hidup penulis kepada orang lain. Penulis, Drs. Pardiman, M.Si, adalah sosok Aparatur Negara Sipil (ASN) yang kaya akan pengalaman kerja dan karya, berpindah dari tugas dan tanggung jawab yang satu menyusul yang lain. Karirnya sebagai pejabat Negara semakin menanjak sampai ke puncak. Penulis tidak ingin pengalaman hidupnya berlalu begitu saja, namun ingin dibukukan sehingga selain untuk kenangan pribadi, warisan bagi anak cucu, disamping itu dapat bermanfaat bagi generasi penerus yang akan dan sedang menjalani tugas dan karya yang sama dengan penulis, agar dapat memberikan yang terbaik bagi nusa dan bangsa, Negara Indonesia tercinta.
Pardiman kecil dilahirkan di desa Bongsopotro pada tahun 1951, dengan latar belakang keluarga petani. Ayahnya adalah sosok petani terhormat di desanya, yang cara pandang, pikir dan pesan-pesannya memberikan pengaruh dan arah hidup kepada anaknya. Ibunya adalah sosok lembut dengan tembang-tembang menenangkan sarat makna.
Penulis menggambarkan masa kecil dan masa remajanya dengan sangat apik berikut suasana desa, situasi dan kondisi keseharian digambarkan sangat detail termasuk cuplikan gambaran mencekam Peristiwa G30s/PKI tahun 1965-1966.
Lingkungan dan semua perisitiwa yang mewarnai masa kecil dan remaja Penulis, hubungan yang hangat dengan orang tuanya mempengaruhi semangat belajarnya dan karakternya yang semakin bertumbuh menjadi sosok yang sederhana, hemat, rendah hati, tidak berlebihan, tahan banting, ulet, berani bermimpi besar. Salah satu mimpinya adalah melanglang buana, yang akhirnya terwujud selama menjalankan tugas-tugas kenegaraan.
Penulis sempat menjadi kuli bangunan, penjual buku door to door, sebagai bell boy sebuah hotel, “apa saja yang penting halal” adalah salah satu motto yang memacu semangatnya untuk maju terus. Janji untuk tidak akan mengecewakan orang tua menantang penulis untuk pantang menyerah dan kembali ke kampung.
Memulai debut kariernya sebagai Aparatur Negara Sipil di Departemen Keuangan RI pada tahun 1975 berkantor di Gedung Dwi Warna Bandung mengerjakan tugas administrasi pengeluaran untuk belanja pegawai negeri sipil dan pensiunan seluruh wilayah Indonesia. Untuk meningkatkan karir maka Penulis bekerja sambil kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga Administrasi Negara di Bandung.
Penulis menggambarkan perjuangan dan konflik yang dialami untuk mendapatkan isteri yang dicintainya dan akhirnya mereka menikah pada tahun 1978 dan dikarunia empat orang anak, Satu laki-laki dan tiga perempuan. Ada pepatah mengatakan dibalik kesuksesan suami, ada isteri yang punya peranan besar. Sang isterilah yang mengurus segala keperluan kepindahan dan administrasi sekolah anak-anaknya, setiap kali Penulis pindah tempat tugas. Disamping itu sang isteri juga berkarir sebagai pegawai negeri sipil sebagai pengajar.
Karier Penulis terus menanjak sampai harus pergi melanglang buana untuk menertibkan asset Negara yang berada di luar negeri, mulailah Penulis berkeliling KBRI dan KJRI di banyak Negara. Sebelum memasuki masa pensiun, Penulis mendapatkan anugerah terindah yaitu Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan pada tanggal 1 Agustus 2011 mendapat kenaikan pangkat tertinggi pegawai negeri sipil yaitu sebagai Pembina Utama Golongan IV/e. Diluar apa yang diharapkan ternyata Penulis mendapatkan beberapa anugerah dan tanda jasa piagam penghargaan. Menjadi dosen memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Penulis. Sebagian besar masa jabatan beliau berada di wilayah Kementerian Keuangan yang kantornya berada di Lapangan Banteng. Inilah mengapa buku ini diberi judul utama “Dari Bongsopotro ke Lapangan Banteng.”
Buku ini merupakan wujud pengabdian Penulis mencapai impiannya sampai ke pelosok negeri dan benua. Kisahnya dapat menjadi teladan bagi banyak orang terutama mahasiswa PKN STAN di sekolah tinggi kedinasan dan para Aparatur Negara Sipil sebagai panduan karena memuat detail peraturan, tugas dan wewenang sebagai pegawai negeri sipil sesuai bidang pekerjaan Penulis, sehingga mereka siap ditempatkan dimanas saja di wilayah NKRI.
Namun bagi pembaca awam, pada bab-bab tertentu buku ini menjadi berat dan sulit dimengerti karena banyak memuat singkatan-singkatan organisasi, serta peraturan detail Rancangan Undang-Undang dll., kesannya sebagian buku ini seperti bahan ajar perkuliahan. Mungkin akan lebih menarik jika dikisahkan tantangan, konflik dan solusi permasalahan di setiap jabatan yang sedang diemban dan di tempat kerja Penulis, serta lebih banyak porsi kisah hubungan dengan anggota keluarga, teman, kolega, pimpinan sampai anak buah Penulis.
Drs. Pardiman, M.Si. telah menerbitkan dua buah buku, buku autobiografi ini dan biografi isteri Penulis (Catatan Pengabdian Seorang Isteri, 2022) dan beberapa karya lainnya.
Peresensi, Pratiwi Putri Tjahjono, senang mendengar cerita dibalik kisah sukses orang lain agar dapat meneladan sisi positif cerita orang lain. Sejak kecil suka menulis buku harian, juga merangkum sebuah buku, dan sampai saat ini menulis renungan harian pribadi, menulis mimpi dan mencari artinya. Saat ini sedang belajar menulis biografi. Buku pertama yang telah diterbitkan adalah kisah inspiratif renungan refleksi peristiwa kehidupan sehari-hari dengan judul “Tulus Tapi Cerdik” (2022).