Perjuangan Menyatukan Keluarga

Judul : Reunion
Pengarang : Ruby Ng
Editor : Tim Stiletto Indie Book
Penerbit : Stiletto Indie Book, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : viii + 239 halaman

Peresensi: Fithriyah

Buku ini adalah penutup dari sebuah trilogi. Penulis telah meyakinkan saya, bahwa walaupun trilogi, ketiga buku ini dapat dibaca secara terpisah, dan ternyata benar. Kilas balik kedua buku sebelumnya (Vila di Atas Bukit-2020 dan Andre-2021) disajikan secara singkat di beberapa bab, sehingga benang merah trilogi ini dapat ditangkap.

Pertama kali membaca judul dan blurb, angan saya melayang ke film-film Bollywood yang telah ditonton. Mayoritas film Bollywood yang mengusung perpisahan keluarga, entah itu putra yang tertukar, atau putri yang tertinggal, selalu berujung dengan reuni dan tarian kolosal seluruh anggota keluarga. Inilah bagian yang paling saya sukai dari film India dan itu pula yang saya harapkan dari Reunion.

Logi ketiga ini mengisahkan tentang Raden Arya yang berupaya menuntaskan pembagian hartanya. Setelah gagal membagikan sisa harta kepada ahli waris yang dipilihnya sendiri di Vila di Atas Bukit dan membuat Andre (piutnya) koma berkepanjangan, segala penghalang berhasil ditangani. Semuanya berkat bantuan asisten kepercayaannya, Sumantri, beserta pengacara dan notaris perusahaan. Usai membagikan warisan, Raden Arya menghilang lagi, disertai semua pembantu setianya.

Cerita mengalir lancar dengan deskripsi yang sangat detail untuk latarnya. Dialog perpaduan budaya Jawa dan Sunda juga disajikan dengan apik. Namun, bagi saya yang tidak membaca dua buku sebelumnya, agak sulit untuk mengingat nama para tokoh dari empat generasi yang ditampilkan. Apalagi banyak nama yang mirip di dalam buku ini, dari generasi yang berbeda. Mungkin akan sangat membantu jika penulis berkenan menggambarkan pohon silsilah keluarga Raden Arya di awal buku.

Alur maju mundur yang diterapkan juga mampu mendukung kekuatan cerita yang merangkum kisah perjalanan Raden Arya dan para keturunannya dari kedua buku sebelumnya. Sayangnya, tidak ada satu pun penanda tahun yang muncul di buku ini. Hingga penghujung kisah, saya tidak dapat mengetahui, berapa usia Raden Arya dan para pewarisnya. Namun, penulis telah mencoba menyampaikan secara tidak langsung,  melalui deskripsi tempat dan latar belakang budaya pada periode terkait. Ini akan lebih mudah dipahami, bila kalimat yang dituliskan tidak terlalu panjang.

Kekuatan yang menonjol dalam buku ini adalah kefasihan penulis dalam menyampaikan bahasa tingkat terhalus untuk Jawa dan Sunda, tanpa ada yang tertukar. Hal ini patut diacungi jempol, mengingat banyak kata dalam bahasa Jawa dan Sunda yang sama dalam arti, mirip pengucapannya, tetapi bertentangan stratanya. Misalnya kata ‘dhahar’ di Jawa adalah strata terhalus, tetapi di Sunda justru paling kasar.

Walaupun konflik di logi ketiga tidak terlalu kuat, mungkin karena ini buku penutup, ide ceritanya yang unik cukup menarik dan mendorong untuk membaca hingga lembar terakhir. Pertanyaan pamungkasnya (terkait dengan ‘moksa’) adalah: Raden Arya akhirnya tinggal di mana?

 —————

Peresensi

Fithriyah suka menulis, membaca, piknik, wisata kuliner, dan menonton film. Karya tulisnya meliputi 7 buku dan kontributor dalam 28 antologi. Untuk bersilaturahmi, ia dapat dikontak melalui:

Surel              : fykarbooks@gmail.com

Facebook     : @Fykar Books

Instagram     : @fykar.books

Apa komentarmu?

Tenang, email-mu tidak dipublikasikan - bagian * wajib diisi